Rendahnya Produktifitas Peternak Ayam
Penyebab Rendahnya Produktifitas Peternak Ayam

Kali ini saya ingin mencoba meng-explore penyebab kurangnya produktifitas pengembangan industri peternakan ayam terutama ternak-ternak ayam yang berada di daerah pedesaan
, faktor – faktor permasalahan tersebut adalah (Biyatmoko, 2003) :

  1. Skala Usaha yang Kecil, kebanyakan peternakan yang da di desa pemilikan induk betina kurang dari 10 ekor ini berarti kapasitas produksi peternakan tersebut akan sangat kecil. 
  2. Produksi telur rendah, produksi telur di daerah pedesaan masih berada pada kisaran antara 30 - 60 butir/tahun
  3. Tingginya angka Mortalitas/kematian akibat penyakit, antara lain ND dan avian influenza. Seperti kita ketahui akhir-akhir ini penyakit ND atau New Castle Disease atau tetelo/ sampar merupakan penyebab utama kematian ayam.Penyakit ini disebabkan oleh virus dan biasanya terjadi pada pergantian musim yang cepat sekali. Kemudian Avian influenza ini adalah virus penyakit yang tergolong baru namun, dapat membunuh satu populasi ayam dalam kurun waktu yang cepat. 
  4. Biaya ransum tinggi, biaya pakan yang tinggi ini seringnya disebabkan oleh ulah toko-toko pakan yang nakal,yang mengakibatkan pemberian ransum menjadi tidak seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya dan juga jarak tempuh produsen pakan ke peternak. 
  5. Diusahakan secara perorangan dengan pemeliharaan tradisional, peternakan yang berada di pedesaan belum dikelola oleh perusahaan sehingga masih sederhana, umumnya hanya diperuntukan untuk konsumsi sendiri, sehingga jika masih terdapat kelebihan produksi baru akan dijual, selain itu cara perawatan yang seadanya juga membuat produktifitas masih sangat kurang. 
  6. Resiko yang besar, hal ini dapat terjadi karena peternak sangat rentan terhadap gejolak perubahan harga yang terjadi di pasar. Sehingga, saat harga jual ayam turun, biaya input produksi (pakan, obat /vaksin)\tidak otomatis turun, sehingga pendapatan peternak rendah, bahkan dapat menjadi rugi.

Keterkaitan berbagai faktor-faktor tersebut menyebabkan input yang rendah, sifat genetik, dan tìngkat kematian yang tinggi inilah yang mengakibatkan rendahnya produktivitas ayam di daerah pedesaan.

Sumber : 
Biyatmoko, D. 2003. Permodelan usaha pengembangan ayam buras dan upaya perbaikannya di pedesaan. BPTP Kalimantan Selatan. Banjar Baru.
Supriadi, H., D. Zainudin dan P.P. Ketaren. 2006. Kajian sosial ekonomi pengembangan ayam lokal di lahan marginal. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengcmbangan Ayam Lokal. Hal 217-227.

Post a Comment

Silahkan komentar disini.

 
Top