Bisnis peternakan anak ayam adalah bisnis yang masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, selain dapat menghasilkan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, bisnis ini juga memiliki bisnis ikutan yang juga sangat menguntungkan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi oleh petani, terutama peternak yang mempunyai fokus terhadap pembudidayaan anak ayam kampung atau ayam lokal atau yang familiar juga disebut sebagai ayam buras.
Peternakan Anak Ayam |
Tantangan ini akan berbeda jika kita berfokus terhadap pembudidayaan ayam negeri, namun secara garis besar akan sama, beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam mengembangkan peternakan anak ayam kampung tersebut adalah (Agriflo :2012) antara lain :
- Ketersediaan dan kualitas bibit atau DOC belum layak, penyebab dari fakor ini adalah belum terdapatnya perusahaan-perusahaan besar yang khusus memproduksi anakan ayam kampung kalaupun ada bibit-bibit yang bagus ini hanya terbatas ada pada kota-kota tertentu dan kapasitas produksi anakan / DOCnya antara 200 - 300 ekor perhari.
- Tingkat kepemilikan ayam kampung yang masih kecil, dibawah nilai ekonomis (< 200 ekor), untuk permasalah ini sudah pernah saya bahas dalam tulisan saya sebelumnya hanya ingin menegaskan kembali memang kondisi peternakan ayam kampung, terutama anak ayam masih kurang ekonomis.
- Peternak ayam kampung mengalami kurangnya modal usaha dan kurangnya pengetahuan peternak terhadap akses ke lembaga keuangan., faktor pertama dan kedua tadi juga mengakibatkan hal ini, terlebih lebih usaha peternakan yang diusahain oleh sektor-sektor informal yang belum mengenal lembaga keuangan.
- Usaha Breeding Farm untuk tujuan komersial pada ternak ayam kampung masih belum berkembang.
- Sistem manajemen pemeliharaan belum berorientasi bisnis, pengetahuan peternak yang masih kurang dan aplikasi teknologi penunjang usaha pada peternakan anak ayam kampung belum optimal, permasalahan ini sering kali didorong oleh usaha peternakan anak ayam kampung yang dimiliki, tidak untuk tujuan profit, tapi sebatas menutupi kebutuhan daging keluarga saja.
- Pemanfaatan sumber daya pakan lokal untuk ayam kampung kurang optimal, pemanfaatan pakan lokal ini sebenarnya dapat menunjang budidaya ternak ayam kampung yang akan menghemat biaya yang dikeluarkan, namun akibat kurangnya pengetahuan yang ada membuat peternak hanya mengandalkan pakan yang dibeli. Sehingga kondisi ini membuat kadang biaya pakan lebih besar dari keuntungan yang diperoleh.
- Serbuan penyakit endemik belum ditangani dengan baik secara rutin dan berkesinambungan, belum dikerjakan secara profesional dan pengetahuan juga berpengaruh terhadap tantangan ini, dengan adanya penyakit endemik yang tidak tertangani ini mengakibatkan besarnya kerugian yang di alami para peternak.
- Program vaksinasi ayam kampung belum membudaya dikalangan peternak, coba kita lihat perusahaan - perusahaan besar rata-rata mereka sudah mengetahui manfaat vaksin bagi ternak ayam yang mereka kelola namun untuk ketahanan ayam kampung itu sendiri seringkali para petani ayam kampung dan budidaya anak ayam ini, merasa ternak mereka tidak perlu diberikan vaksinasi hal ini bisa terjadi karena adanya anggapan yang beredar ayam kampung adalah ayam yang kuat dan tidak perlu diberikan vaksin, padahal anggapan ini adalah salah. Dan yang terakhir adalah ketidaktahuan peternak bagaimana cara pemberian vaksin juga mendorong tantangan ini menjadi hambatan yang besar.
Itu saja
tulisan saya kali ini, mengenai tantangan dalam membudidayakan ayam kampung dan anak ayam
yang dihadapi oleh peternak dalam mengelola usahanya, bagi yang ingin melihat peluang bisnis dalam Peternakan Ayam dapat membuka tulisan saya yang lain
Peluang Bisnis Peternakan AyamSemoga tulisan saya kali ini dapat bermanfaat bagi teman-teman breeder.
Sumber tulisan : Tim
Penulis Agriflo, 2012 : “Ayam Kampung Agriflo”. Penebar Swadaya Grup.
Post a Comment
Silahkan komentar disini.